Kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan membuat sungai semakin dangkal dan sempit, sehingga kesulitan menampung air hujan yang mengakibatkan banjir. Selain itu, sampah, puing bangunan, dan daun-daun yang terbawa aliran air sungai hingga ke tanggul atau bendungan, akan menyumbat saluran air dan meningkatkan resiko terjadinya banjir.
Kota Pekalongan, jateng.garudacitizen.com – Kondisi sungai loji atau masyarakat Kota Pekalongan dan sekitar biasa menyebutnya Kali loji penuh dengan sampah dan limbah. Airnya pun tampak berwarna hitam keruh, bau tak sedap dan menjadi sarang nyamuk. Sampah-sampah plastik terlihat berserakan di aliran sungai. Di beberapa bagian, bahkan terdapat sedimentasi cukup tebal sehingga membuat aliran sungai tersendat.
Komunitas Sapu lidi (Sadar Peduli Lingkungan) bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Pekalongan turun langsung ke Sungai “Kali loji” untuk membersihkan sampah plastik dan limbah-limbah yang menutup aliran sungai, Rabu (3/7/2019).
Hal itu dilakukan sebagai bagian untuk menggugah kesadaran masyarakat supaya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah di sungai.
Saat ditemui jateng.garudacitizen.com, Dhiko Handono, Ketua Komunitas Sapu lidi, mengatakan “Komunitas Sapu lidi adalah komunitas yang orientasinya di sungai, kita ingin bahwa sungai yang ada di Pekalongan bersih dari limbah, terutama limbah cair dan padat, “ujarnya.
Dhiko menambahkan “Untuk mengubah image dan mengembalikan lagi martabat sungai menjadi seperti dulu lagi, harus di lakukan sesuatu yang ekstrim, karena sungai ini sudah ekstrim sekali kotornya. Kita perlu program-program yang akan kita laksanakan yaitu membentuk kesadaran pada masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, “paparnya.
Lebih lanjut Dhiko menyampaikan “Kebersihan sungai adalah tanggung jawab kita semua, karena sungai yang bersih adalah sungai yang sehat untuk anak cucu kita ke depannya nanti. Selain masyarakat, kita juga ingin membujuk pemerintah untuk turut bersama-sama peduli kepada sungai, “pungkasnya. (Widodo)