Kota Pekalongan GC – Bencana Rob yang kian parah melanda, tepatnya 6 Kelurahan di wilayah Kecamatan Kota Pekalongan Utara. Kini kondisinya semakin memprihatinkan, ribuan hektar tanah daratan dan rumah warga terendam air rob.
Kerugian materi ratusan milyar rupiah, juga kelangsungan kehidupan masyarakat tersendat. Aktifitas usahapun terkendala mati suri, terlebih ruang gerak bagi anak anak semua hilang terendam.
Dalam situasi dan kondisi yang ada Pemerintah Kota Pekalongan sepertinya pula tidak mampu untuk mengatasi. Meski upaya dengan dibangunya tanggul penanggulangan rob, dengan biaya ratusan milyar tetap saja tidak berdampak manfaat bagi masyarakat.
Artinya tanggul penahan rob dinyatakan gagal, karena minimnya sebuah perencanaan dan tata ruang yang tak sesuai dengan struktur wilayah rob.
Menyaksikan pemandangan rob tersebut, seorang perempuan berprofesi sebagai Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) yaitu Ani Wijayanti Adi, merasa terpanggil untuk turut melakukan perjuangan sebagai relawan perempuan.
Bersama Komunitas peduli rob, Ani Wijayanti Adi tak segan turun lapangan. Ia mengajak ibu ibu PKK di lingkungan kediamanya ikut berpartisipasi dalam perjuangan pengendalian rob.
Menurut Ani Wijayanti Adi, keikut sertaanya di komunitas relawan peduli rob, sangat memotifasi dirinya yang sehari hari hanya berkutat pada dunia profesinya sebagai Notaris. Ternyata dengan bergabung menjadi relawan sosial ia lebih banyak mengenal dan merasakan nasib kesensaraan masyarakat.
Khusunya masyarakat korban rob memang perlu mendapat perhatian preoritas seharusnya cepat mendapat bantuan dan penanganan secara serius dari pemerintah. Yang mana masyarakat tersebut sudah puluhan tahun rindu akan daratan, seperti kala dahulu, tutur Ani Wijayanti Adi. (hl)
