Kabupaten Pekalongan, garudacitizen.Jateng – Masyarakat dukuh Siberuk, desa Lambanggelung, kecamatan Paninggaran, kabupaten Pekalongan. Dengan di dampingi Babinsa Koramil 13/Paninggaran, Sertu Miswan. Berbondong-bondong mengambil air bersih yang ada di kawasan hutan pinus milik Perhutani yang jaraknya sekitar 1.3 Kilometer dari pemukiman warga.
Kemarau yang berkepanjangan pada tahun 2019 ini. Mengakibatkan sejumlah wilayah di kabupaten Pekalongan mengalami kekurangan air bersih.
Dijelaskan Danramil 13/Paninggaran, Kapten Cpm Abdul Khamim. Bahwa ada 65 KK dan 307 jiwa warga Dukuh Siberuk, desa Lambanggelung. Yang sudah 1 minggu lebih kekurangan air bersih disebabkan oleh kemarau panjang. Sehingga sumur-sumur milik warga banyak yang mengalami kekeringan.
Guna mencukupi kebutuhan air bersih, masyarakat setempat mengambil air dari mata air terdekat yaitu di hutan pinus milik perhutani yang menurut keterangan warga tidak pernah kering walaupun kemarau panjang.
“Sudah 1 minggu lebih, 65 KK dan 307 jiwa warga dukuh Siberuk kekurangan air bersih. Hal itu dikarenakan sumur-sumur sudah banyak yang kering karena kemarau panjang. Dan untuk mencukupi kebutuhan air bersih mereka memanfaatkan sumber mata air terdekat yang jaraknya kurang lebih 1,3 kilometer di area perkebunan milik perhutani,” jelas Danramil. Minggu (8/9/2019) kepada penerangan Kodim 0710/Pekalongan.
Sebelumnya, pada hari Rabu 4 September 2019. Masyarakat Dukuh Siberuk sudah mendapat bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pekalongan sebanyak 1 truk tangki yang berisi 5000 liter. Namun karena kurang dan belum cukup, maka masyarakat berinisiatip untuk mengambil air bersih dari mata air terdekat.
Saat ini Danramil bersama Forkompincam Paninggaran dan aparat Desa setempat. Berupaya untuk mencari solusi dengan membuat saluran air/dengan pipa peralon dan membuat bak penampungan air. Agar air bisa mengalir sampai ke pemukiman warga.
“Saat ini selain kita berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Pekalongan, untuk pendistribusian air bersih. Juga bersama Forkompincam dan aparat Desa Setempat, mencari solusi guna mengalirkan air dari sumber mata air di area perhutani. Agar bisa menjangkau ke pemukiman warga,” pungkas Danramil. (rus/red)