Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Upaya mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak 17 Februari 2025, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat terus berkomitmen dalam meningkatkan keamanan pangan siap saji melalui pelatihan bagi penjamah pangan. Seluruh penjamah pangan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Pekalongan telah disasar pelatihan keamanan pangan.
Sanitarian Muda Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Maysaroh saat ditemui dalam kegiatan pelatihan tersebut, di Dapur Selatan yakni Prambanan Catering, Kamis (27/2/2025) menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan memastikan makanan yang disajikan dalam program MBG aman dikonsumsi sehingga tujuan program tersebut dalam terwujud yakni meningkatkan status gizi masyarakat khususnya pelajar.

“Makanan yang terjaga keamanannya sangat bergantung pada standar higiene dan sanitasi yang diterapkan, baik dari sisi peralatan, tempat, penjamah pangan, maupun bahan baku. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan para penjamah pangan memahami standar keamanan yang harus diterapkan,” ujarnya.
Selain di Prambanan Catering, pelatihan serupa telah dilakukan di Bahiyah Catering sebagai Dapur Utara. Dinas Kesehatan juga melakukan pengawasan lingkungan di dapur-dapur tersebut, mencakup pemenuhan standar peralatan, sarana prasarana, serta cara penyimpanan bahan pangan. Selain itu, dilakukan pengujian air yang digunakan dalam proses memasak serta pengujian kualitas pangan setelah dimasak dan sebelum didistribusikan kepada anak-anak penerima manfaat.
Maysaroh menambahkan bahwa pelatihan ini secara masif telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan kepada pelaku usaha pangan siap saji seperti jasa boga, restoran, dan depot air minum isi ulang. Lebih lanjut ia memastikan bahwa dapur yang terlibat dalam program MBG telah memiliki perizinan serta memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional, termasuk sertifikasi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Hasil pengujian kualitas lingkungan yang telah dilakukan saat ini masih dalam tahap analisis. Jika ditemukan ketidaksesuaian, maka akan dilakukan pembinaan agar dapur dapat memenuhi standar yang ditetapkan.

“Meskipun pengujian akhir sedang menunggu hasil, akan tetapi kami sudah melakukan kontrol di setiap tahapan sejak penyaluran dimulai, di seluruh tahap kritis seperti penerimaan bahan baku, penyimpanan, hingga pemasakan dan penyajian. Dengan sistem ini, kami berharap produk pangan yang dihasilkan sesuai standar keamanan dan kualitas yang diharapkan,” jelasnya.
Sebagai salah satu mitra program MBG, Prambanan Catering menyambut baik pelatihan yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan. Owner Prambanan Catering, Laela Nur Hidayati, menyampaikan apresiasinya atas dukungan yang diberikan.
“Kami berterima kasih atas fasilitasi yang diberikan, untuk mendukung program MBG ini kami diberikan fasilitas merekrut 48 karyawan baru. Pelatihan ini sangat penting bagi para penjamah pangan yang terlibat, mulai dari head chef, cooker, help cooker, prepare, packing, hingga washing,” ungkap Laela.
Saat ini, lebih dari 50% karyawan Prambanan Catering telah memiliki sertifikat penjamah makanan. Laela menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengikuti arahan pemerintah serta memastikan kesiapan menghadapi berbagai perubahan kebijakan dalam program MBG.
“Dengan kelengkapan izin dan pemenuhan persyaratan, baik ada maupun tidaknya program ini, kami tetap berkomitmen menjaga standar keamanan pangan demi mendukung Pemerintah Kota Pekalongan,” tutupnya.
Melalui pelatihan dan pengawasan yang berkelanjutan, diharapkan keamanan pangan dalam program MBG dapat terjaga dengan baik, sehingga masyarakat dapat memperoleh manfaat maksimal dari program ini.(Dian/Gc)