Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Dalam perubahan cuaca yang ekstrim tempat- tempat genangan air menjadi pusat perindukan nyamuk aides aygephty penyebab virus dengue, hal ini memicu tingginya kasus DBD di tahun 2022 di Kota Pekalongan. Menyikapi hal ini, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat saat ini melakukan upaya pencegahan dan penanganan untuk menekan angka kasus DBD antara lain penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala dan penyelidikan epidemiologi jika ada laporan dari masyarakat untuk dilaksanakan fogging (penyemprotan).
Upaya tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan, Dr. Slamet Budiyanto S.K.M., M.Kes, melalui Administrator Kesehatan Muda,Opik Taufik, S.K.M, “Untuk pencegahan kita lakukan penyuluhan, pemeriksaan jentik berkala oleh petugas jumantik di 15 puskesmas, untuk penanganan kasusnya, ketika ada laporan dari warga kita lakukan penyelidikan epidemiologi, kalau memang itu benar kasus DBD kita lakukan fogging atau penyemprotan,” jelas Opik.
Opik mengatakan banyak masyarakat yang beropini bahwa fogging dinilai terlambat untuk pencegahan. Terkait opini ini, ia menjelaskan fogging berfungsi untuk membunuh nyamuk yang membawa virus dengue dan dapat teridentifikasi ketika ditemukan kasus DBD pada wilayah tersebut, “Kenapa fogging dikatakan terlambat karena fogging berfungsi membunuh dan memberantas nyamuk yang membawa virus dengue, kalau sampai ada kasus dengue berarti ada nyamuk yang bawa virus tersebut lalu kita lakukan penyemprotan,” katanya.
Opik menambahkan, bahwa Kota Pekalongan melalui Dinkes menjadi satu-satunya yang melakukan program fogging massal sebelum musim penghujan.
Sejak januari hingga juli 2022, sudah dilakukan fogging oleh tim teknis pada 61 lokasi, di sejumlah lokasi berdasarkan laporan masuk sebanyak 72 kasus DBD dan wilayah yang berdekatan dengan temuan kasus DBB, “Lokasi dimana dari 72 kasus itu dan lokasi yang berdekatan dengan wilayah tersebut, sehingga setiap ada laporan DBD kita langsung lakukan fogging,” tegasnya.
Disebutkannya, fogging massal dilakukan di 16 wilayah kelurahan endemis, diantaranya wilayah Pekalongan utara di kelurahan Panjang Wetan, Krapyak, Degayu, Padukuhan Kraton, wilayah Pekalongan timur di kelurahan Kali Baros, Setono, Noyontaansari, Kauman, wilayah Pekalongan barat di kelurahan Medono, Bendan Kergon, Tirto, Pringrejo, dan wilayah Pekalongan selatan di kelurahan Buaran Kradenan, Banyurip, Kuripan Kertoharjo, dan Kuripan Yosorejo. Pelaksanaan fogging massal dilakukan tiap hari pada pukul 06.00 hingga selesai selama 32 hari kerja.
Saat penyemprotan masyarakat diminta menutup semua jendela, makanan, minuman dan membuka pintu, kemudian usai dilakukan penyemprotan, ia menghimbau masyarakat untuk menutup pintu dan jendela selama 30-60 menit agar asap dapat menempel di dinding dan semua tempat sehingga nantinya nyamuk yang hinggap akan mati.
Ia menambahkan fogging dapat efektif jika ditindaklanjuti dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), bersih-bersih rumah dan lingkungan. (HL/Tim)