Ragam

Dinkes Lakukan Skrining Kusta

Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Secara rutin, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan melalui 14 puskesmas setempat melakukan kegiatan RVS kusta untuk menemukan penderita baru kusta secara aktif dalam lingkup yang lebih kecil secara door to door. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Pengelola program (Wasor) Kusta, Indayah Dewi Tunggal pada kegiatan skrining kusta di wilayah Karamatasiari bersama Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Selasa (6/8/2024).

Indayah menjelaskan bahwa penyakit kusta disebabkan oleh kuman kusta atau mycobacterium leprar yang dapat menyerang kulit, saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Ia mengatakan bahwa penyakit kusta bisa menular meskipun tidak mudah menular, penularannya terjadi ketika pasien kontak erat yang lama dengan orang lain. Untuk tanda penyakit kusta antara lain bercak putih/merah mati rasa (tidak gatal dan tidak sakit) dan tidak sembuh dengan obat kulit biasa.

Dijelaskan Indayah bahwa Kota Pekalongan merupakan daerah yang cukup lembab terlebih di beberapa wilayah yang kerap terdampak rob pertumbuhan Mycobacterium leprae dapat berkembang dengan sangat cepat.

“Untuk penularan kusta ini memang tidak mudah, jika digambarkan 10 kontak erat hanya 3 persen saja yang bisa sakit kemudian ada yang tertular tetapi sembuh sendiri. Sampai dengan bulan Agustus ini, ditemukan kasus baru 32 diantaranya penderita anak dan cacat tingkat 2 ini menandakan bahwa masih ada penularan, beberapa diantaranya ada di puskesmas Kramatsari dan puskesmas Sokorejo ” terangnya.

Ia berharap skrining ini dapat mendeteksi dan menemukan penderita kusta secara dini sehingga dapat tertangani dan tidak sampai cacat. Usai skrining, jika ditemukan kasus baru akan segera diobati kemudian yang satu rumah dan tetangga sekitar akan diterapi pencegahan kemoprofilaksis, sesuai dengan anjuran Kemenkes-RI supaya tidak menular.

“Untuk masyarakat jika menemukan bercak putih/merah mati rasa segera ke puskesmas, dan untuk keluarganya segera minum obat terapi pencegahan. Kusta bisa disembuhkan tetapi pengobatan harus rutin. Lama pengobatan kusta kering obat harus diminum selama 6 bulan dan 1 tahun untuk jenis kusta basah, obat harus diminum setiap hari. Pengobatan kusta bisa dilakukan di puskesmas sampai tuntas dan gratis,” ujarnya,

Sementara itu, Pengelola Program (Wasor) Kusta pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Iva Tri Wahyuanasari membeberkan bahwa pihaknya mendorong puskesmas untuk melakukan kegiatan skrining dan pemberian obat kemoprofilaksis agar kabupaten/kota se-Jawa Tengah dinyatakan sebagai eliminasi kusta.Cegah Penyakit Kusta, Petugas Kesehatan Lakukan RVS Door to Door

“Indikatornya prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Selian mendorong kabupaten/kota untuk melakukan skrining, kami juga mengajak mereka untuk tepat dan cepat dalam pelaporan supaya kebutuhan logistik terjamin. Kami ingatkan penyakit kusta bisa disembuhkan, menular tetapi tidak mudah menular jika pasien sudah diobati tidak menularkan dan jangan ada stigma untuk pasien kusta,” tutupnya. (Dinkominfo/Aina HL)

Related posts

Sambut Idul Fitri, Masyarakat Krapyak Takbir Keliling

Hadi Lempe

Peringati HUT, Satpol P3KP Gelar Sejumlah Kegiatan Aksi Simpatik Masyarakat

Hadi Lempe

370 Jamaah Calon Haji Kota Pekalongan Jalani Manasik Haji

Hadi Lempe

15 Th, Wapress Pekalongan, Gelar Seni Budaya Spektakuler

Hadi Lempe

Di Duga Akibat Kebocoran Tabung Gas, Hampir Hanguskan Rumah

Hadi Lempe

Persiapkan Remaja Berkualitas, Dinkes Giatkan Pembentukan Posyandu Remaja

Hadi Lempe

Leave a Comment