Kota Pekalongan Garudazitizen Jateng – Penggiat Sastra Kota Pekalongan, Budayawan juga pelatih teater dan Penyair Nasional, Hadi Lempe, kembali menggelar pertunjukan seni sastra yang di kemas dengan kreatif Monolog Puisi, bertemakan “Frame Politik”
Acara di gelar bertempat di Warung Apresiasi Seni (Wapress) pada hari Senin (28/10/2024).
Hadir dalam acara panggung sastra para penyair papan Nasional dari bebetapa daerah yaitu, Hendri Yetus Susmono ( Brebes ), Iwang Nirwana (Brebes), Dyah Styawati ( Pangkah Selawi ) Nurman Sudibyo ( Indramayu ), Kang Zay ( Bojong Pekalongan ), Pri Gurit ( Kajen Pekalongan ) Wahyu Ranggati ( Tegal ) Enthih Mudakir ( Tegal ) dan Eko Tunas (Semarang) serta penyair milinial dari kota pekalongan.
Para penyair tampil secara prima dalam membawakan karya puisi – puisinya dengan segala talenta dan inovasi Interprestasi penyair. Menyuguhkan puisi berat yang syarat dengan kritik politik, para penampil ini mampu memberikan ruh tersendiri dalam dunia seni sastra juga teknik membaca puisi secara utuh. Begitupun penampilan salah satu penyair senior, Eko Tunas masih mampu tampil energik membawakan monolog politik ” Pesan Romo Kepada Anak”
Eko Tunas dalam kesempatan wawancara dengan media menyampaikan, dirinya sangat mengapresiasi dengan kegiatan Sastra di Kota Pekalongan.
” Berbicara seni, di Kota Pekalongan ini bukanlah asing bagi saya pribadi. Dalam perjalanan kehidupan berkesenian khussnya Sastra dan teater, Pekalongan ini sudah seperti rumah saya sendiri. Artinya setiap geliat seni sastra, teater saya sudah ada didalam lingkaran penggiat sejak tahun 80 an. Saya banyak mengenal para tokoh penggiat seni saat itu ( sudah banyak yang meninggal ) hingga saat sekarang ini saya masih mengakui bahwa Kota Pekalongan sangat baek dan potensial perkembangan seni budayanya” unkap Eko Tunas.
Lanjut Eko Tunas ” Seperti sosok Hadi Lempe, yang saya kenal pada era tahun 80 an. Yang saya tau,Ia merupakan tokoh penggiat seni di kota Pekalongan yang hingga saat ini masih terus eksis dalam memperjuangkan kelangsungan seni budaya Pekalongan, dalam usianya yang bukan muda lagi, sosok Hadi Lempe tidak surut dalam berjuang untuk menghidupkan kesenian dari generasi ke generasi milinial. Pekalongan semestinya bangga memilikki tokoh seniman seperti Hadi Lempe yang juga di kenal di skala Nasional dalam karya seninya yaitu, Teater dam Sastra. Maka saya salut terdapnya terlebih setiap menyelenggarakan Ivent Keseniaan bersekala nasional selalu berjalan baek dan sukses. Termasuk ivent kali ini dimana saya hadir atas undanganya untuk tampil Monolog bertajuk “Frame Politik” alhamdulillah berjalan lancar dan sukses dengan di hadiri bersama para penyair dari berbagai Daerah”
“Bahwa yang terpenting untuk di timbuhkan seni budaya di Kota Pekalongan adalah, dengan meningkatkan Kreativitas, dimana kreativitas ini merupakan pengembangan berkelanjutan dari interprestasi dan Sumber Daya Manusia itu sendiri. Dengan kekuatan konseptual dan sosial berpuncak pada ilmu seni filsafat dan kreatifitas sosial politik. Maka ilmu seni dituntut harus menguasai Ilmu Filsafat dan Politik ” Tegas Eko Tunas.
Dalam kegiatan ini juga berkesempatan hadir sekaligus memberikan apresiasi pada para penyair, Calon wakil walikota pekalongan, H. Makmur Sofyan Mustofa. ( Paslon Utama ) Nomor 1. Kehadiranya memenuhi undangan penyelenggara dan tak kalah hebatnya dg penyair, Mustofa juga membacakan puisi.
Sementara Hadi Lempe sekaligus sebagai penyelenggara menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan agenda tetap tiap tahun. Acara ini adalah yang ke 30 kalinya di selenggarakan sebagai bentuk apresiasi dan ssilarurahmi temu penyair Nasional. ( Forum Penyair Lintas Daerah Indonesia )
” Berharap kegiatan ini dapat menginspirasi lebih banyak generasi milinial untuk menyukai dan mendalami seni sastra dan teater sebagai bentuk kesenian yang berkesinambungan dan wujud dari sosial budaya. Bahwa seni sastra atau puisi bukan bukaan hanya penyair yang mampu mengekpresikan, tetapi bisa di lakukan oleh yang bukan penyair sekalipun. Dengan kegiatan ini pula saya mengajak generasi muda untuk terpacu mengembangkan seni sastra dan teater di Kota Pekalongan” Pungkas Hadi Lempe. (Sulton/Gc)