Para relawan penyandang difabel yang tergabung dalam PPDI (Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia) kota Pekalongan, tergerak hatinya membantu korban banjir Pekalongan dengan melakukan trauma healing pada anak-anak korban banjir di lokasi pengungsian GOR Jatayu dan Masjid Al-Karomah Tirto Pekalongan.
Kota Pekalongan, GC- Pasca terjadinya bencana alam, para korban dan masyarakat di lokasi pengungsian selalu mendapatkan bantuan pemulihan secara mental yang biasa disebut ‘Trauma Healing,’ atau pemulihan trauma. Tujuan secara global adalah agar masyarakat yang terkena dampak dan menjadi korbannya mampu melewati masa-masa sulit.
PPDI Pekalongan melakukan trauma healing pada anak-anak korban banjir Pekalongan
Bila dikaji dari deskripsinya, trauma healing adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu orang lain mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami yang diakibatkan syok atau trauma.
Terapi ini mampu memberi manfaat yang cukup besar pada psikologis korban. Misalnya: menghilangkan beban yang ada di pikiran, dapat menghadirkan rasa bahagia, mampu menjadikan pribadi yang lebih ikhlas, mampu memberikan semangat kembali, menjadikan hati tenang dan tenteram, serta menimbulkan rasa lebih peka untuk menyikapi keadaan yang dialami.
Keceriaan anak-anak di lokasi pengungsian Masjid Al-Karomah, Tirto Pekalongan
Bertepatan dengan kedatangan Gubernur Jawa tengah, Ganjar_Pranowo beserta Wali kota Pekalongan, H. M. Saelany Machfudz, S.E. beserta jajarannya di lokasi pengungsian korban banjir Masjid Al-Karomah Tirto Pekalongan, Rabu (30/1/2019) PPDI menggelar trauma healing pada anak-anak, Gubernur terlihat antusias ikut mendampingi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan untuk menghibur dan memberi semangat kepada anak-anak korban banjir.
Ketua PPDI kota Pekalongan, Ahmad Mulyadi kepada Garuda citizen Jateng, mengatakan “Kami para penyandang difabel dengan segala keterbatasan kami juga prihatin terhadap musibah banjir pekalongan ini”.
Lanjut Mulyadi, “sebagai wujud kepedulian kami terhadap masyarakat yang terkena musibah banjir khususnya anak-anak di tempat pengungsian, kami melakukan trauma healing, menghibur anak-anak dengan mendongeng cerita anak-anak dan menyanyikan lagu anak-anak”. Pungkasnya. (Widodo)