Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Ada yang berbeda dengan peringatan Hari Anak Nasinonal (HAN) kali ini, situasi pandemi yang tengah melanda sedikit banyak berpengaruh pada aktivitas peringatan hari-hari nasional tidak terkecuali HAN 2020. Sebagai wujud kepedulian akan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA) Republik Indonesia menggelar kegiatan live streaming on youtube Festival Gembira di Rumah Puncak HAN Tahun 2020 tingkat Nasional dengan mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagline Anak Indonesia Gembira di Rumah, Kamis (23/7/2020) dari pukul 09.00-10.30 WIB.
Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan bersama perwakilan anak-anak Forum Anak Kota Batik (Fantatik) Pekalongan turut ambil bagian mengikuti live streaming tersebut di Ruang Posko Gugus Tugas Covid-19 Kota Pekalongan, Kamis (23/7/2020).
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan, Nur Agustina SPsi MM menyampaikan bahwa dalam rangkaian peringatan HAN 2020 di Kota Pekalongan sebagai upaya dukungan pemenuhan, perlindungan, dan penghargaan terhadap hak anak, DPMPPA telah melakukan berbagai kegiatan diantaranya menggelar Website Seminar (Webinar) Series sejak tanggal 21 Juli 2020 dengan berbagai tema antara lain Pendidikan tentang Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual. Sementara hari ini (23/7/2020) diadakan webinar bertajuk Sayangi dan Lindungi Anak untuk Masa Depan yang Lebih Ceria. Kemudian pada tanggal 27-28 Juli telah dijadwalkan webinar terkait Implementasi Sekolah Ramah Anak Menuju New Normal, dan tanggal 27-30 Juli dibuka layanan konsultasi psikologi secara gratis bekerjasama dengan Forum Komunikasi Psikologi Kota Pekalongan.
“Hari ini, anak yang tergabung dalam Fantatik secara aktif mengikuti webinar. Tema tahun ini Anak Terlindungi, Indonesia Maju dengan tagline Festival Gembira di rumah.” kata Agustin.
Pada HAN 2020, Agustin menyinggung peran oran tua khususnya pada kondisi saat ini, mengingat anak-anak melakukan kegiatan belajar di rumah selama pandemi. Momen ini membuat orang tua memiliki waktu lebih banyak untuk putra-putri mereka, terlepas dari Work From Home (WFO). Adanya sistem dalam jaringan (daring) membutuhkan pengawasan orang tua yang lebih terhadap aktifitas anak-anak mereka.
“Karena sekarang pembelajaran menggunakan daring, ini harus ada pengawasan penggunaan gadget. Karena ada beberapa kasus yang pengawasannya kurang, job orang tua di rumah lebih banyak, ditakutkan ada anak kecanduan gadget.” sambung Agustin.
Menurut Agustin, sistem daring yang dilakukan sebagai solusi pembelajaran, dinilai tidak berlaku bagi semua anak. Beberapa diantara mereka memiliki keterbatasan ekonomi keluarga terhadap fasilitas seperti ponsel, gadget, atau perangkat lainnya. Agustin pun menjelaskan bahwa perlu adanya upaya-upaya untuk menangani masalah ini dengan pihak sekolah termasuk peran pemerintah kota di dalamnya dengan menciptakan program pembelajaran dengan konten edukatif yang disiarkan melalui TV maupun radio.
Selain terkait dengan sistem pembelajaran, di HAN 2020, Agustin mengutarakan harapannya tentang kasus kekerasan anak. Dirinya berpesan bahwa sebagai orang dewasa, apapun profesinya, hendaknya meningkat komitmen dan upaya-upaya untuk pemenuhan, perlindungan, dan penghargaan terhadap hak anak.
“Jadi mulai sadar bahwa kalau bukan kita, maka akan banyak hal-hal yang terjadi terhadap anak-anak kita. Kita sebagai masyarakat, orang tua, kita harus ambil bagian salah satunya mendorong terwujudnya perlindungan dan pemenuhan hak anak. Kalau itu sudah kita lakukan akan secara signifikan kasus-kasus anak dapat berkurang.” pungkas Agustin. (Aina/tim)