Karakter khas orang Jawa Tengah, bisa dikatakan memiliki ciri khusus. Namun, ketika berbicara tentang suku Jawa, pada umumnya. Karakteristiknya, seolah diwakili dari wilayah ini. Walau, ada juga Jawa Barat dan Jawa Timur. Dimana memiliki ciri khas berbeda.
Indonesia, memang kaya akan adat-istiadat dan budaya. Setidaknya, tercatat 1300 suku. Tersebar, dari Sabang sampai Merauke. Terdiri 300 etnis. Dari sekian banyak suku, Jawa bisa dikatakan mendominasi. Diperkirakan mencapai 41%, dari seluruh populasi. Di Indonesia.
Sebagian besar memang mendiami wilayah aslinya. Di pulau Jawa. Namun, tidak sedikit yang merantau ke berbagai wilayah. Di setiap penjuru Indonesia.
Jadi, jangan heran, jika dimana pun anda berada di wilayah teritorial Indoneisa. Wong Jawa, ada.
Bahkan, orang Jawa banyak pula yang bermukim, dan bertumbuh kembang di luar Indonesia. Kalau anda pernah mendengar tentang Suriname, disana banyak orang Jawa. Anda akan merasa di pulau Jawa, jika kesana. Setidaknya, pada 1972, populasi Suku Jawa disana hingga 58.863 jiwa. Sekitar 13%, dari total 348.903, penduduk Suriname. Suku Jawa, berada di posisi ketiga. Setelah India 38%, dan Eropa 31%.
Gaya Hidup Sederhana: Karakter khas orang Jawa Tengah
Kita kembali ke topik, tentang karakter khas orang Jawa Tengah. Ketika berbicara sejarah Jawa Tengah, maka pusat peradaban terkenal, adalah Yogyakarta dan Solo. Disini juga, khas gaya hidupnya, terjaga dengan baik. Walau dari proses perjalan waktu, ada begitu banyak wilayah yang berkembang dan besar.
Krakter khas orang Jawa Tengah, dalam menjalan kehidupan, cenderung sederhana. Jika dilihat, dari sektor pembangunan dan perkembangan wilayah, Jawa Tengah, pada dasarnya tidak kalah dengan kota-kota besar di Indonesia. Namun, gaya hidup sederhana, masih terlihat kental di Jawa Tengah.
Orang Jawa Tengah, cukup care dengan lingkungannya. Tenggang rasa dan kekeluargaan, masih sangat kuat ditengah kehidupan orang Jawa Tengah. Mereka punya istilah; Guyup Rukun. Ini, menjadi ciri khasnya. Jika anda sempat berkunjung kesana, anda tidak perlu heran, mendapat tegur-sapa ramah. Mereka mudah tersenyum. Pada yang kenal atau tidak.
Etika & Bahasa: Karakter khas orang Jawa Tengah
Selain sifat toleransi tinggi, gotong royong masih menjadi bagian dari kehidupan sosialnya. Apalagi jika ada hubungan kekerabatan. Orang Jawa Tengah muda, akan menjunjung tingi rawa hormat, kesopanan, terhadap yang lebih tua.
Mereka punya banyak bahasa. Diklasifikasi dalam penggunaannya. Kromo inggil, adalah bahasa yang digunakan kepada orang yang sangat di hormati. Seperti rakyat biasa, pada kaum bangsawan tempo dulu. Kromo, adalah bahasa untuk saling menghormati. Seperti orang muda pada yang lebih tua. Ngoko, adalah bahasa sehari-hari. Baik orang tua kepada yang muda. Maupun orang muda kepada yang lebih tua.
Dari sekian banyak suku etnis di Indonesia, Suku Jawa paling nyaman dalam berinteraksi. Karena, mereka terkenal santun. Dan sangat menghargai setiap orang. Kadang kala, saking santunnya, ketika terjadi sesuatu yang tidak disukai, mereka masih tersenyum. Jadi agak susah, menyelami pikiran orang dari suku Jawa.
Ya, orang dari suku Jawa, khususnya Jawa Tengah, suka menyembunyikan perasaannya. Tidak suka blak-blakan dalam bicara atau bersikap.
Karakter khas orang Jawa, memang unik. Apalagi soal tenggang rasa. Mereka harus benar-benar berjuang dalam pikirannya. Tidak jarang, mereka menampik secara halus sesuatu yang diinginkan. Demi, menjaga sebuah etika. Sopan santun.
Sebagai contoh, saat mereka bertamu. Karakter khas orang Jawa, tidak akan asal comot. Terkadang walau sudah akrab sekalipun. Mereka menunggu, isyarat atau dipersilahkan.
Orang Jawa lebih mudah hidup. Dimana saja. Apalagi, mereka terkenal tidak neko-neko. Tidak gengsian. Dan kesederhanaannya itu.
Tapi, ini bukan berarti orang Jawa Tengah tidak tertarik, dengan berbagai hal perkembangan dunia. Dalam diam, mereka banyak belajar. Banyak mendengar. Dan menyukai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Justru, dari sini banyak lahir tokoh-tokoh berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menjunjung tinggi Adat Istiadat: Karakter khas Orang Jawa Tengah
Soal adat dan budaya, orang Jawa Tengah, dan pada umumnya Jawa, adalah nomor satu.
Ini memang sudah menjadi karakter khas Orang Jawa. Yakni, hidup dalam kebiasaan adat istiadat yang kental. Dalam kehidupan sosial sehari-sehari, mereka tidak pernah benar-benar lepas. Dalam setiap kegiatan bermasyarakat.
Dimulai dari, masa kehamilan. Hingga kematian. Ada semacam ugeman dan patokan dalam menjalani kehidupan.
Nrimo ing pandum; Karakter khas Orang Jawa Tengah
Dalam kehidupan, ini salah satu karakter khas orang Jawa Tengah. Nrimo ing pandum. Sebuah konsep hidup, tertanam kuat dalam dirinya.
Nrimo ing pandum, adalah tentang cara berpikir. Pola dalam menjalani kehidupan. Secara harafiah, artinya adalah tulus dan pasrah. Atau iklhas!
Dalam kepercaan orang Jawa, segala sesuatu dalam kehidupan ini, sudah diatur sedemikian rupa. Oleh Tuhan Yang Maha Esa. Artinya, segala daya dan upaya yang wajib dilakukan, tetap mengedepankan, nilai-nilai ketuhanan.
Mereka percaya, tentang nasib dan takdir. Dan itu semua sudah menjadi rahasia Tuhannya. Sehingga, apa pun yang terjadi dalam kehidupannya, tidak dapat dielak dan dikejar. Baik itu keberuntungan, maupun kemalangan.
Sementara, sebagai manusia, tugasnya, hanya melakukan upaya dan bercita-cita. Pagi-pagi buta, mereka akan memulai aktifitas. Laiknya burung, yang keluar dari sarang. Dan akan pulang, dan istirahat setelah sore hari menjelang. Sisanya, mereka totalitas pasrah dan iklas. Atas apa yang diterima. Sesuai dengan skenario Tuhan yang mereka yakini. Itu adalah pola; Nrimo ing pandum.
Urip ora ngoyo: Karakter khas Orang Jawa Tengah
Umumnya, orang Jawa Tengah, yang tinggal di pedesaan, bertani. Mereka suka bercocok tanam. Mengurus sawah dan berternak. Lalu, menjual hasil panen mereka ke pasar-pasar tradisonal.
Tapi, tidak sedikit pula yang berpergian jauh. Merantau, keluar dari wilayah mereka. Namun, kemana pun mereka pergi, orang Jawa, tidak benar-benar lepas keterikatan dari kampungnya. Sehingga muncul istilah mudik. Mereka juga, bisa bekerja sebagai karyawan atau berwiraswasta. Namun, dominan lebih suka ke-pertanian.
Selain pola hidup, nrimo ing pandum, juga ada istilah urip ora ngoyo . Karakter khas orang Jawa, ditekan untuk tidak ambisius.
Jalani kehidupan apa adanya. Jangan mengejar sesuatu secara berlebihan. Dalam masyarat Jawa, ini adalah koridor dalam menjalani kehidupan.
Hidup orang Jawa harus mengalir seperti air. Boleh saja berupa untuk mempercepat gerakan. Namun, jangan terlalu drastis. Mereka percaya, sebuah perubahan hanya sebuah improvisasi. Inilah yang dimaksud orang Jawa, jangan ngoyo.
Jangan menjalani hidup, dengan tenaga. Itu melelahkan. Bagi mereka, berada dalam kehidupan, sama dengan berkendara. Dan memposisikan diri, sebagai penumpang. Atau menaiki kendaraan tersebut. Kendaraan itulah, yang menghantarkan manusia, ke tujuannya. Jadi, bukan memikul sebuah kehidupan. Melainkan, menjalani hidup diatas kehidupan itu sendiri.
Mitos & Larangan: Karakter khas orang Jawa Tengah
Ini merupakan suatu keunikan khas orang Jawa. Soal mitos dan larangan. Di tengah suku Jawa, hal seperti ini, masih cukup mengakar. Ada begitu banyak larangan berdasarkan mitos. Mereka percaya, mitos-mitos itu, bagian aturan tatanan. Dalam kehidupan. Agar, selaras. Baik secara vertikal dengan nilai-nilai ke-Tuhanan. Maupun, secara horizontal. Ke, sesama mahluk hidup.
Biasa disebut unggah-ungguh. Dalam menjaga batas-batas; etika, estetika dan keselarasan dalam kehidupan.
Baca juga: Suku Kalang, Manusia Mistik Berekor Kecil di Tanah Jawa