Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekalongan mengalami penurunan tahun ini. Sejak Januari sampai bulan Juni tercatat baru 22 kasus, dibandingkan semester pertama tahun lalu yakni sejumlah 22 orang.

Hal ini diungkapkan Epidemolog Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Opick Taufik saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (6/8/2021). “Periode Januari hingga Juni ini terdapat 22 kasus DBD, 8 laki-laki dan 14 perempuan, serta nihil kasus kematian akibat DBD. Sedangkan tahun 2020 periode yang sama 69 kasus, 38 laki-laki dan 31 perempuan, serta 6 kasus kematian akibat DBD,” terang Opick.
Menurut Opick, menurunnya jumlah kasus ini mungkin karena saat ini pandemi Covid-19. Di Kota Pekalongan, baru dua pekan ini muncul banyak nyamuk, ditambah lagi kalau malam sering hujan dan siangnya panas. Opick meminta masyarakat untuk berhati-hati dengan genangan air yang menimbulkan banyak jentik nyamuk.

“Daerah yang endemis atau tiga tahun terakhir ada kasus DBD yakni Sokorejo, Kalibaros, Poncol, Noyontaan, Medono, Bendan. Tahun ini agak rawan yakni Klego karena pada bulan Juli ini ada yang meninggal akibat DBD, orang tersebut awalnya takut jika korona, karena kondisinya semakin menurun akhirnya dirawat di ICU dan meninggal dunia. Kemudian daerah yang rawan lainnya yakni Medono, Krapyak, dan Tirto karena tingginya kasus,” tutur Opick.
Opick menjelaskan bahwa beberapa hari ini malam hujan dan siangnga panas ini tak hanya DBD yang harus diwaspadai, cikungunya juga. “Terdapat 151 kasus tahun lalu dan untuk periode awal tahun 2021 hingga saat ini masih nihil chikungunya. Tahun lalu meningkat tajam kasus Cikungunya mulai dari daerah Banyurip, Kradenan, sampai ke daerah Timur dan Utara,” ujar Opick.

Gejala Cikungunya disampaikan Opick yakni nyeri sendi. Namun Cikungunya tak menyebabkan kematian, bahkan jika tak diobati akan sembuh dengan sendirinya. “Kasus Cikungunya di satu daerah bisa 10-25 kasus, masyarakat biasanya langsung inisiatif berobat ke dokter atau bidan praktik, ata faskes terdekat. Cikungunya ini cepat sembuhnya yakni 2-3 hari yang parah pun tak sampai seminggu,” pungkas Opick.
Opick mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Pekalongan juga memiliki Tim Pemantau Jentik yang siaga berkeliling ke rumah warga. Opick berharap angka kesakitan dan kematian akibat. DBD dan Cikungunya dapat dicegah.(HL/Dyfa)