Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan melaksanakan kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara (Tungsura) Pemilihan Umum (Pemilu) Tahun 2024 dengan melibatkan ratusan warga Kota Pekalongan khususnya yang berada di wilayah Kelurahan Buaran Kradenan. Simulasi tersebut digelar di Halaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) Buaran yang merupakan Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 di Jalan Pelita II, Buaran Gg. 3 Pekalongan, Buaran Kradenan, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan, Selasa (26/12/2023). Tempat simulasi itu pun di setting persis saat pelaksaan Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024 mendatang.
Kegiatan simulasi tersebut merupakan bentuk edukasi kepada calon pemilih untuk lebih memahami alur dan estimasi waktu proses pemungutan suara.Ketua KPU Kota Pekalongan, Fajar Randi Yogananda mengatakan bahwa, tujuan simulasi agar tahu gambaran persiapan pelaksanaan proses Pemilu pada Rabu, 14 Februari 2024. Hasil simulasi untuk membuat bimbingan teknis terkait proses pemungutan hingga penghitungan suara.Fajar menyebut, simulasi ini meliputi keseluruhan tata cara mulai dari pelantikan ketua KPPS, pelantikan, kedatangan Pemilih hingga penghitungan suara.
Menurutnya, kelengkapan pun sama persis mulai dari jumlah kotak suara, surat suara, tinta hingga pemilih. Waktu pelaksanaan pun mulai pukul 07.00 hingga 13.00.
“Karena ini sifatnya simulasi ya partainya diganti lambang buah, begitu juga nomor urutnya tidak sesuai dengan nomor urut partai,”ucap Fajar.
Fajar menilai, yang menjadi perhatian khusus adalah KPU akan mencari formulasi atau best practice yang nanti akan digunakan pada saat bimbingan teknis (bimtek) pada saat mendekati hari pemungutan dan penghitungan suara. Sehingga, dalam memberikan materi khususnya Panitia Pemungutan Suara (PPS) kepada Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bisa efektif dan efisien. Dalam simulasi ini, lanjut Fajar, melibatkan 297 pemilih riil dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari pemilih pemula hingga orangtua.
“Simulasi lengkap persis pemungutan suara pada umumnya. Ada jenis 5 jenis surat suara yang digunakan oleh pemilih,” ucapnya.
Pihaknya juga melakukan simulasi untuk tiga tipe pemilih yaitu pemilih DPT, pemilih tambahan dan pemilih yang hanya model KTP.
“Ada juga pemilih yang nanti masuk dalam kategori disabilitas. Untuk petugas KPPS, dalam simulasi ini, kita mengambil dari petugas KPPS yang riil. Sedangkan, untuk pengawas kita mengambil dan meminta bantuan dari Bawaslu,” lanjutnya.
Seorang pemilih pemula, Muhammad Galeb (17) mengaku grogi ikut simulasi. Sebab, baru kali ini, ia berpartisipasi dalam pemilu.
“Agak grogi tadi, sempat bingung karena banyak jenis surat suaranya. Tapi, prosesnya mudah kok, kertasnya juga engga susah dilipat,” kata Muhammad Galeb. (Dian/Eka/GC).