Makna tarian daerah memang seharusnya kita ketahui. Tarian daerah adalah salah satu warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya. Tidak hanya mengenal tapi juga tahu makna yang terkandung di dalamnya. Setiap tarian ternyata mempunyai makna yang berbeda-beda tergantung dari acara yang diselenggarakan. Pada jaman dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk tujuan tertentu. Berikut beberapa makna dari tarian daerah Jawa Tengah yang wajib anda ketahui.
Makna dari Tari Gambyong
Tari Gambyong
Bagi masyarakat Jawa Tengah mungkin tidak asing dengan nama Tari Gambyong. Tari Gambyong mengalami perubahan fungsi dari jaman dahulu dengan sekarang. Jaman dahulu, pada awalnya Tari Gambyong dilakukan saat memasuki musim panen padi. Tarian ini dilakukan sebagai salah satu wujud rasa syukur sekaligus perayaan saat memasuki musim panen. Akan tetapi makna dari Tari Gambyong ini memiliki perubahan fungsi pada saat ini.
Saat ini, Tari Gambyong dilakukan pada acara-acara sakral. Tari Gambyong dilakukan sebagai penghormatan dan penyambutan tamu. Bahkan di Keraton Surakarta, Tari Gambyong dijadikan sebagai tarian khas istana yang kerap dipertunjukkan di kawasan keraton. Nama Tari Gambyong ini sendiri juga berasal dari lingkungan keraton, yaitu ditetapkan oleh Sunan Paku Buwono IV. Begitulah pesona Tari Gambyong, yang dapat merubahnya dari tarian rakyat menjadi tarian khas istana. Photo: Negeriku Indonesia
Makna Tari Bondan Payung
Sesuai dengan namanya, ciri khas dari tarian ini adalah selalu membawa properti payung. Properti lain yang digunakan adalah boneka bayi dan kendi. Terlihat dari properti yang digunakan, tarian yang berasal dari Surakarta ini menceritakan tentang seorang ibu yang menyayangi anaknya. Anak digambarkan dengan boneka bayi yang selalu digendong dan dilindungi dengan payung. Sedangkan kendi digunakan pada salah satu gerakan tari, yaitu penari menaiki kendi tanpa memecahkannya.
Makna dari Tari Bondan Payung ini sangat mendalam. Menggambarkan kesabaran seorang ibu untuk merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Gerakan tari yang simpel dan mudah seakan-akan menggambarkan usaha seorang ibu untuk menidurkan anaknya. Disamping itu, gerakan menaiki kendi juga menggambarkan keseimbangan dan keadailan seorang ibu terhadap anak-anaknya. Banyak makna yang patut kita teladani dari Tari Bondan Payung ini.
Makna Tari Jlantur dan Tari Kuda Lumping
Kuda Lumping
Tari Jlantur membutuhkan jumlah penari yang cukup banyak. Tarian ini biasanya dilakukan oleh 40 penari laki-laki. Tari Jlantur dari Boyolali ini ternyata mempunyai makna mendalam bagi masyarakat Indonesia. Tari Jlantur adalah tarian yang menggambarkan perjuangan Pangeran Diponegoro saat melawan para penjajah. Perjuangan Pangeran Diponegoro bersama pasukannya untuk mengusir penjajah diceritakan dalam gerakan-gerakan yang tegas kemudian dilengkapi dengan properti kuda tiruan.
Tari Jlantur mungkin akan disamakan dengan Tari Kuda Lumping karena sama-sama menggunakan properti kuda tiruan. Akan tetapi keduanya berbeda, Kuda Lumping dilakukan dengan lemah gemulai mengikuti alur musik. Perbedaan lain yang terlihat adalah, biasanya disetiap acara Tari Kuda Lumping disediakan pulan sesaji dan menyan. Hal tersebut membuat adanya kesan yang lebih mistis dari Tari Kuda Lumping. Photo: Budaya Jawa
Tarian daerah akhir-akhir ini memang dapat dikatakan sedikit demi sedikit tergerus oleh perkembangan jaman. Hal tersebut dibuktikan dengan sedikitnya acara-acara modern yang menampilkan tarian daerah. Acara modern lebih banyak menampilkan tarian-tarian modern yang kekinian. Oleh karena itu, tugas penting bagi saya dan anda semua untuk melestarikannya. Tidak hanya sekedar kenal dengan tariannya, melainkan kita juga harus mengetahui makna tarian daerah yang dipertujukkan.