Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Percepatan vaksinasi untuk masyarakat rentan terus digencarkan oleh Migrant Care, Save the Children Indonesia, kerjasama Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat. Atas dukungan The Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) program ini merealisasikan Percepatan Vaksinasi (Vaccine Project) untuk Masyarakat Rentan di Kota Pekalongan. Masyarakat rentan yang dimaksud adalah lansia, difabel, anak-anak, warga binaan, dan lain-lain. Adapun strategi pelaksanaan percepatan vaksinasi bagi masyarakat rentan ini adalah dengan memperkuat Partipasi CSO (Organisasi Masyakarat Sipil), CBO (Organisasi Berbasis Komunitas) dan DPO (Organisasi Masyarat Difabel) sebagai ujung tombak gerakan vaksinasi.
Hal ini diungkapkan oleh perwakilan Migrant Care, Tri Widyanto usai menghadiri kegiatan Forum Koordinasi Sosialisasi Kerangka Kerja Vaksinasi Covid-19 Sensitif dengan pendekatan kesetaraan Gender, Disabilitas, Inklusi Sosial (GEDSI) dan Perencanaan Vaksinasi Covid-19 Inklusif di Kota Pekalongan, berlangsung di Kantor Sekretariat PKK Kota Pekalongan, Rabu siang (19/10/2022).
“Pada hari ini kami menyelenggarakan kegiatan sosialisasi kerangka kerja vaksin Covid-19 dan perencanaan vaksin di Kota Pekalongan. Dari Migrant Care bekerjasama dengan mitra lokal seperti Fatayat, Muslimat, CSO atau OMS, dan sejumlah stakeholder dan komunitas lainnya. Dari masing-masing CSO sesuai target sasaran vaksin ini adalah masyarakat rentan dan kelompok minoritas seperti disabilitas, lansia, ODHA, ODGJ, warga binaan di Rutan, Lapas, Bapas dan sebagainya untuk mendapatkan datanya kemudian diverifikasi lokasi, alamat untuk didorong melakukan vaksinasi dosis 1,2, dan booster,” terang Wiwid
Wiwid menyebutkan, ada beberapa metode dan strategi percepatan vaksinasi, diantaranya membuka sentra vaksin, gebyar vaksin, vaksin door to door, vaksin keliling, dan membentuk agen perubahan yang diwakili oleh anak-anak atau remaja untuk meningkatkan animo warga yang belum divaksin dan mendekatkan layanan vaksin ke kelompok rentan, yang aksesnya mengalami kesulitan/kendala menuju tempat vaksin.
“Agen perubahan selaku pendorong atau booster ini berupa anak-anak atau remaja, mereka kami tingkatkan kapasitasnya di masing-masing wilayah kelurahan yang ada guna menumbuhkan kesadaran maupun animo masyarakat yang belum divaksin untuk datang ke sentra-sentra vaksinasi,” ungkapnya.
Sesuai arahan, program vaksinasi dari Migrant Care ini dilaksanakan hingga Desember 2022 atau Januari 2023 yang disupport AIHSP.
“Kegiatan ini dikoordinasikan dengan komunitas, dan OMS sebagai mitra lokal kami untuk menyiapkan sejumlah sentra-sentra vaksin yang telah disepakati bersama. Dalam pendekatan GETSKI ini kami harapkan tidak ada satupun masyarakat terlewatkan untuk tidak divaksin,” tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Indah Kurniawati mengaku bersyukur bahwa, di tahun 2022 ini pandemi Covid-19 melandai. Kendati demikian, di Kota Pekalongan masih ditemukan kasus Covid-19 dan dalam dua minggu terakhir kasusnya cenderung meningkat. Sehingga, masih ada penularan dan kewaspadaan penanggulangan terhadap virus Covid-19 masih perlu dilakukan, diantaranya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan melengkapi vaksinasi sesuai anjuran pemerintah.
“Kami menyambut baik dan apresiasi bahwa AIHSP bekerjasama dengan Migrant Care mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19 bersama Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan. Mengingat, meski kasus pandemi Covid-19 ini telah melandai, namun ternyata di Kota Pekalongan ini masih ditemukan kasus dan dalam dua minggu terakhir kasusnya cenderung meningkat,” terang Indah.
Indah juga menyebutkan, saat ini capaian vaksinasi di Kota Pekalongan masih rendah adalah vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster sebesar 33 persen. Sementara, vaksinasi dosis 1 sudah mencapai 101 persen, dan vaksinasi dosis 2 sebesar 80 persen.
“AIHSP berupaya membantu capain vaksin lewat jejaring komunitas untuk meningkatkan cakupan vaksin pada kelompok rentan. Dinkes menerima kerjasama ini dalam penyiapan stok vaksin dan SDM tenaga kesehatannya, kemudian komunitas akan menyisir masyarakat rentan yang belum vaksin karena suatu kendala seperti akses dan lain lain,” tandasnya. (Dian).