https://youtu.be/gcFLi3Xtpv4
Sosial Budaya

Pasar Watu Lumbung Magelang, Pasar Tradisional di Era Milenial

Magelang, GarudaJateng – Pasar Watu Lumbung yang terletak di dusun Canggal, desa Kadiluwih, kecamatan Salam, kabupaten Magelang. Merupakan pasar tradisional yang hadir ditengah berkembang pesatnya pasar modern dan pasar digital di era milenial sekarang ini.

Keberadaan pasar tradisional semakin terpinggirkan. Maka muncul sebuah gagasan untuk melestarikan pasar tradisional. Serta untuk membuka wisata baru, karena letaknya yang berdekatan dengan prasasti Canggal.

Ketua Komunitas Masyarakat Gunung Wukir, Agus Purwanto mengatakan. Ide tersebut dituangkan pada Pasar Watu Lumbung yang merupakan gagasan baru di era milenial ini.

“Demi mengembalikan kejayaan pasar tradisional. Khususnya pada waktu zaman mataram kuno, pasar ini dikonsep suasana yang sangat tradisional. Bahkan untuk bungkus makanan saja tidak menggunakan plastik. Semuanya menggunakan bahan-bahan alami, agar suasananya benar-benar mirip dengan pasar pada zaman dahulu,” ujar Agus.

Pada Pasar Watu Lumbung terdapat 20 stand yang menyediakan ratusan macam masakan resep kuno, jajanan dan minuman zaman dahulu.

Uniknya untuk dapat menikmati berbagai masakan-masakan resep kuno, jajanan dan minuman jadul pengunjung tidak bisa membelinya dengan mata uang rupiah.

Karena mata uang rupiah tidak berlaku di Pasar Tiban Watu Lumbung, jadi pengunjung harus menukarnya dengan Benggol, yaitu mata uang yang berlaku disana.

Dengan begitu, para pengunjung selain dapat menikmati makanan dan minuman kuno. Juga dapat bernostalgia di era Raja Sanjaya, yaitu salah satu raja Mataram Kuno.

Ditambah dengan suara-suara musik khas gamelan, menjadikan syahdunya suasana pasar tradisional di Pasar Watu Lumbung.

Gelar kegiatan Pasar Tiban Watu Lumbung ini kali juga berkesempatan hadirkan beberapa tokoh Seniman dan Penyair Nasional. Diantaranya Bambang Eka Prastya (Magelang), Hadi Lempe (Pekalongan), Ariyantoko Robert (Temanggung). Dan para penyair lainnya dari berbagai daerah.

Beberapa Tokoh Seniman dan Penyair Nasional. Membacakan puisi sekaligus mengedukasi tentang sejarah kepada segenap masyarakat pengunjung.

Pengelolaan dana hasil dari Kegiatan Pasar Watu Lumbung. Sebagian di sumbangkan untuk pondok pesantren di sekitar Magelang sebesar 2,5%. Selebihnya untuk pengembangan Kegiatan Pasar Watu Lumbung. (Nadzhifatus Zulfah)

Related posts

Nissa Sabyan : “Islam adalah agama perdamaian, bukan teroris”

Hadi Lempe

Hadi Lempe, Dalam Sastra Balai Budaya Rejosari Kudus

Hadi Lempe

Wayangan Kebangsaan Ki Mantep Sudharsono, Nguri-uri Kabudayan

Hadi Lempe

Terbang Genduk dan Pencak Silat Jangkah Telu Diusulkan Jadi WBTB

Hadi Lempe

Tawur Bubur, Ritual Unik Dari Jepara

Dedi Ariko

Cara Unik dan Menarik SMK NU Kajen Peringati Maulid Nabi

Hadi Lempe

Leave a Comment