Kepedulian terhadap anak-anak penyandang tuna rungu, Pemerintah Kota Pekalongan turun langsung memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) guna membeli alat bantu dengar
Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Sebagai bentuk kepedulian terhadap warganya, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinsosP2K) menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp10 juta untuk seorang anak tuna rungu usia 5 tahun bernama Salman. Putra dari Lukman Hakim yang beralamatkan di Jalan Patriot Gg, Kapling, Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jumat (4/2/2022). BLT yang diberikan secara simbolis oleh Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, SE ini digunakan untuk membantu membeli alat bantu dengar.
Di keaempatan itu Walikota Pekalongan mengungkapkan bahwa, bantuan yang diserahkan Pemerintah Kota Pekalongan pada hari ini berupa uang tunai. Bisa dimanfaatkan untuk membantu membeli alat bantu dengar untuk seorang anak bernama Salman berusia 5 tahun. Anak tersebut akibat tidak bisa mendengar berefek pula pada terlambatnya berbicara.
“Pesan Saya bantuan ini betul-betul dimanfaatkan dan bisa segera dibelikan alat bantu dengar, kasihan adek Salman sudah 5 tahun tidak bisa mendengar yang akhirnya berefek tidak bisa berbicara. Saya percaya kepada orangtuanya akan segera dibelikan setelah menerima bantuan ini. terkait alat tersebut sudah kami survey di Kota Pekalongan ternyata tidak ada, dan harus beli ke Rumah Sakit Kariadi Semarang. Mudah-mudahan bantuan ini menjadi berkah untuk kita semua,” terang Aaf.
Di katakan bahwa penyerahan bantuan ini merupakan salah satu usaha Pemerintah Kota Pekalongan, untuk membantu warganya yang betul-betul prioritas untuk bisa diberikan bantuan. Pihaknya menaruh harapan kepada anak tersebut agar bisa menjadi anak yang pintar dan membanggakan kedua orangtuanya.
“Dengan cepat mendapat alat bantu dengar, mudah-mudahan anak tersebut bisa segera cepat berbicara dan bisa bersekolah dengan baik. Untuk perkembangan dan pertumbuhan secara fisik sebetulnya normal, hanya pendengarannya saja yang kurang sehingga berefek pada pita suaranya terhambat,” papar Aaf.
Sementara Ayah Salman yaitu Lukman Hakim, hanya berprofesi sebagai seorang kuli bengkel las, ia merasa bersyukur atas bantuan uang tunai yang diterimanya dari Pemerintah Kota Pekalongan pada hari ini. Diceritakan bahwa, terganggunya indra pendengaran anaknya ini bermula ketika anaknya, Salman mengalami sakit panas saat masih bayi.
“Alhamdulillah kami bersyukur, walaupun dengan keadaan seperti ini, yang terpenting anak Saya mendapat perhatian dari pemerintah untuk masa depannya agar bisa mendengar seperti anak-anak lainnya. Awalnya memang sakit panas, kami sudah berobat ke salah satu dokter Rumah Sakit Kariadi Semarang, agar secepatnya ditangani untuk dibantu dengan alat bantu pendengaran, tetapi karena keterbatasan dana kami hanya bisa berusaha semampunya. Dengan adanya bantuan ini kami sangat bersyukur penuh harapan ke depannya anak kami bisa lebih baik lagi perkembangannya,” tandas Lukman. (HL/Tim)