Bertempat di Hotel Dafam Pekalongan pada hari Selasa 18 Desember 2018.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan kajian pengembangan manajemen konflik dan pengelolaan daerah konflik dengan tema “Penguatan wawasan kebangsaan sebagai strategi dalam penguatan ketahanan nasional”.
Para peserta berasal dari unsur pemuda Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan serta Batang dan pemalang sangat antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan ini terbukti dengan banyak peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan tema kegiatan kajian tersebut.
Syahrul, salah satu peserta dari IAIN Pekalongan menanyakan tentang bagaimana peran generasi muda yang peduli dan cinta terhadap bangsa ini? Serta bagaimana solusi mencegah hoax dan ujaran kebencian?
Direktur LPSSEK yang juga Antropolog UNPAD Dr Inang Winarso mengatakan, menurut kajian Antroplogi Bangsa diartikan sebagai perkumpulan orang yang saling membutuhkan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah. Persekutuan hidup dalam suatu negara bisa merupakan persekutuan hidup mayorits dan minoritas. Bangsa diikat oleh ikatan-ikatan seperti ras, tradisi, sejarah, adat-istiadat, agama atau kepercayaan dan bahasa daerah. Kesimpulannya adalah :
- Bangsa Indonesia adalah bukan kumpulan komunitas orang yang imajinatif
- Bangsa Indonesia menempati wilayah, eksis dan berdaulat
- Bangsa Indonesia membentuk pemerintahan sendiri sehingga disebut NKRI.
Direktur ISP Muhammad Luthfi yang juga Ketua Aliansi Rakyat Anti Hoax Pekalongan menambahkan, untuk mencegah hoax dan ujaran kebencian maka kita senantiasa percayalah pada sumber yang kredibel, sumber yang dapat dipercaya dan bisa dipertanggung jawabkan sebagaimana mestinya. (Widodo)