Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Anak-anak merupakan fase tumbuh kembang dimana waktu mereka banyak dihabiskan untuk bermain dan belajar. Pada masa ini peran orang tua untuk mengedukasi sangat penting, di samping pembelajaran yang diterima di sekolah. Salah satu pembelajaran yang sering diabaikan oleh para orang tua ialah mengenai pendidikan seks sejak usia dini.
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2020, RS Hermina Pekalongan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan mengadakan Website Seminar (Webinar) yang mengusung tema “Pendidikan Seks, Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual” di RS Hermina setempat, Selasa (21/7/2020).
Direktur Utama RS Hermina Kota Pekalongan, drg Retno Windanarti MARS mengungkapkan bahwa webinar ini menjadi salah satu bentuk peduli dan kontribusi RS Hermina Pekalongan untuk mengedukasi masyarakat serta memberi informasi mengenai pendidikan seks dalam melindungi anak dari kejahatan seksual. “Kami berbagi agar masyarakat lebih mengetahui bagaimana cara menjaga dan memberikan perlindungan terhadap anak-anak,” ujar drg Retno.
Kepala Lembaga Perlindungan Perempuan, Anak, dan Remaja (LP-PAR) DPMPPA Kota Pekalongan, Nur Agustina SPsi MM menjelaskan akar permasalahan banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kota Pekalongan salah satunya ialah belum optimalnya para orang tua dalam pembekalan pendidikan seks. Pada peringatan Hari Anak Nasional dirinya ingin mengadakan kegiatan untuk membimbing para orang tua tentang pentingnya pendidikan seks.
“Kasus-kasus kekerasan seksual anak di Kota Pekalongan cukup banyak karena banyak orang tua yang belum optimal membekali anak tentang pendidikan seks,” kata Agustin.
Disampaikan Agustin, seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan teknologi seringkali tidak dapat diikuti oleh para orang tua. Dalam hal ini Agustin menerangkan bahwa kejahatan seksual bisa dilakukan melalui peluang tersebut, seringkali anak-anak kedapatan mengakses situs pornografi, kecanduan gadget hingga menjadi korban cyber crime oleh pedofil di dunia maya.
“Edukasi ini tidak boleh berhenti, karena setiap generasi itu memiliki latar belakang budaya, dan perkembangan teknologi yang berbeda. Seringkali yang didapat anak-anak itu sisi-sisi yang tidak seharusnya seperti kecanduan gadget, pornografi online, cyber crime, pedofil yang berkeliaran di dunia maya. Terkadang orang tua tidak paham akan hal-hal itu,” sambung Agustin.
Agustin berpesan agar para orang tua lebih meluangkan waktu kepada anak-anak. Pada saat kondisi pandemi seperti sekarang, hendaknya para orang tua lebih mendekatkan diri mereka, agar lebih memahami kondisi anak-anak setelah sekian lama berkutat dengan urusan pribadi. (Aina/tim)