Walikota Pekalongan, Saelany Machfud Lakukan Sidak Pembangunan Proyek Pasar senggol Kuripan. “Ini adalah pembangunan yang di paksakan. Saya yakin jika pembangunan Pasar Senggol Kuripan hingga batas waktu 25 Desember 2019, tidak akan selesai. Maka jika benar tidak selesai bakal kena Blacklist atau pemutusan kontrak kerja,” tegas Saelany.
Kota Pekalongan, GarudaJateng – Walikota Pekalongan, H. Saelany Mahcfudz di dampingi Wakil Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid SE. Beserta Kepala Disperindakop, H. Bambang Nurdyatman. SH dan Kepala Pengadaan Barang dan Jasa, Lilik. Melakukan Sidak (Inspeksi mendadak) pada proyek pembangunan pasar senggol kuripan, Selasa (3/12/2019).
Kedatangan Walikota Pekalongan beserta rombongan dalam agenda sidak ini cukup membuat kelabakan di pihak PT. Daya Prima Jaya.
Seperti unggahan akun facebook ketua DPRD kota pekalongan Balqis Diab. Yang saat itu juga melakukan sidak, banyak ditemukan adanya kekurangan progres.
Oleh ketua DPRD di katakan jika pembangunan proyek pasar senggol kuripan sangat tidak memenuhi harapan, kios-kios yang di bangun sangat tak layak.
Balqis mengatakan, kios-kios tersebut seperti kandang hewan. Hal itu pemerintah di haruskan mengkaji kembali, jangan sampai anggaran milyaran yang di keluarkan dari APBD sia-sia.
Dalam sidak tersebut Saelany dengan tegas mengatakan, “Setelah melihat kondisi pembangunan proyek pasar senggol kuripan, saya meyakini betul bila pembangunan ini tidak mungkin selesai,” tegas Saelany.
“Saya sudah melakukan dua kali peringatan terhadap PT. Daya Prima Jaya. Tetapi mereka tetap beralibi jika pembangunan proyek tersebut akan selesai sebelum tanggal batas waktu, yaitu tanggal 25 Desember 2019. Saya tetap tidak yakin proyek ini bakal selesai, maka dengan peringatan ke tiga nanti saya pastikan akan memberlakukan Blacklist pada PT. Daya Prima Jaya juga melakukan putus kontrak kerja.” tegas Saelany.
Menurut Saelani bahwa pembangunan proyek pasar senggol kuripan adalah dipaksakan.
“Saya katakan jika proyek pembangunan pasar senggol kuripan ini sangat di paksakan. Untuk itu saya melakukan sidak ini tak lain karena tau pekerjaan tidak sesuai dengan perencanaan. Anggaran biaya yang di keluarkan dari APBD tidaklah sedikit, Milyaran rupiah. Sangat di sayangkan dengan anggaran milyaran pembangunan tersebut tidak memenuhi harapan,” pungkas Saelany. (HL)