GC Ratusan warga Desa Ujungnegoro Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, Kamis siang( 22/03/19) mendatangi lokasi proyek pembangunan PLTU Batang. Massa berkumpul di Lapangan desa Ujungnegoro sekira pukul 07.30 wib. Kemudian bersama sama menuju main gate/ pintu masuk utama dan menyampaikan orasi.Disitu juga terpantau Kepala desa dan beberapa tokoh masyarakat ujung negoro.
Sempat terjadi keributan antara warga dan aparat kepolisian yang berusaha mengarahkan warga yang memarkir dump truk di askes masuk PLTU.warga diarahkan agar parkir di tempat yang tidak menganggu akses pada saat warga akan memarkir dump truk yang di anggap menutup akses masuk ke dalam area proyek PLTU.
Tak hanya warga Ujung negoro, puluhan pekerja yang berasal dari 3 desa terdampak ring 1 juga ikut bergabung dalam aksi tersebut.
Budi Arifin,SH Kepala desa Ujung Negoro dalam orasinya mengatakan selama ini 3 desa terdampak ring 1, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng dan Ponowareng merasa terdzolimi dengan adanya proyek pembangunan PLTU. Pasalnya, keterlibatan masyarakat setempat dalam hal perekrutan tenaga kerja dan pekerjaan, masih sangat jauh dari apa yang diharapkan oleh mereka.
Selain itu, adanya limbah sampah yang masih bernilai ekonomis juga masih dikelola sendiri dengan tidak melibatkan warga setempat, ujar Anton salah satu tokoh pemuda Ujungnegoro.
Massa menuntut agar PT. Bhimasena Power Indonesia atau BPI melaksanakan aspirasi warga untuk memberdayakan warga desa terdampak dan ikut andil dalam pekerjaan serta dapat dipekerjakan secara layak dalam proyek pembangunan PLTU tersebut.(Guss)