Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng – Usai meninjau di Ex Pasar Banjarsari, Jumat (17/7/2020) Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE berserta rombongan Kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) setempat menuju ke Pasar Darurat Sorogenen. Tinjauan kali ini untuk melihat secara langsung kondisi pasar dari pedagang hingga pembelinya, melalui dialog untuk menyerap aspirasi dan masukan mereka.
Walikota Saelany menjelaskan, tinjauannya kali ini merupakan tindak lanjut dari pantauan bangunan Pasar Banjarsari yang terbakar untuk menjawab keresahan masyarakat kaitannya dengan pembangunan Pasar Banjarsari. Saelany menyampaikan upaya yang telah dan tengah dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan selama ini.
“Jadi ini tindak lanjut dari pantauan Pasar Banjarsari yang terbakar, ada masukan dari pedagang yang muncul. Tentu semuanya semakin resah dan menginginkan Pasar Banjarsari segera dibangun. Pemkot pun ingin segera membangun kalau tak ada kendala,” terang Saelany.
Menurut Saelany para pedagang dan masyarakat harus tahu kendala yang tengah dihadapi. “Kami saat ini tengah menyelesaikan permasalahan dari sisi hokum. Pemkot telah koordinasi dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ini bukan langkah awal, langkah terakhir kita adalah membuat gugatan sehingga permasalahan dengan pihak ketiga terselesaikan,” jelas Saelany.
Tinjauan pasar darurat Sorogenen
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM), Bambang Nurdiyatman SH memaparkan bahwa jumlah pedagang Pasar Banjarsari secara keseluruhan ada 3.800 lebih. “Sebagian dari mereka ada yang melanjutkan aktivitas berdagang dan sebagian lagi tidak. Untuk yang melakukan aktivitas di Pasar Darurat Sorogenen kurang lebih ada 930 pedagang dan yang melanjutkan di Pasar Darurat Patiunus berjumlah 800 pedagang,” sebut Dodik.
Dodik mengutararakan bahwa Pasar banjarsari terbakar pada Februari 2018, ini berdampak pada aktivitas perdagangan. Aktivitas perdagangan tentu tak bisa dihentikan maka harus dipindah sementara karena masyarakat harus belanja dan pedagang harus berdagang. “Karena Kota Pekalongan tak memiliki lahan kami pindahkan sementara di Pasar Darurat Patiunus untuk fashion dan Pasar darurat Sorogenen untuk pedagang sembako dan sebagainya,” kata Dodik.
Dindagkop-UKM merencanakan Pasar Banjarsari untuk segera dibangun kembali. Biaya yang dibutuhkan besar dan telah diusulkan ke Kementerian Perdagangan. “Berbagai syarat sudah dilengkapi dan kami terus lakukan koordinasi dengan kementerian, semoga tahun 2021 nanti sudah ada persetujuan dari kementerian. Kami di Pemerintah Kota Pekalongan bekerja keras agar pembangunan ini segera terealisasi,” pungkas Dodik. (Aina/tim)