Tiara Andini Prastika adalah seorang atlet wanita Indonesia. Ia bergerak di bidang olahraga sepeda gunung. Namanya semakin bersinar setelah berlaga di Asian Games 2018. Tiara mendapatkan medali emas di ajang tersebut.
Sebagai atlet sepeda gunung wanita, Tiara bekerja keras mendapatkan emas demi Indonesia.
Meneladani Semangat Tiara Andini Prastika
Tiara lahir di Semarang, tanggal 22 Maret 1996. Ayahnya bernama Maruto Heru Prabowo dan ibunya bernama Dwi Heri Sucianto Kasmo. Tiara adalah anak ketiga di keluarganya.
Sejak kecil Tiara sudah hobi menaiki sepeda. Hobinya berkembang menjadi bakat luar biasa. Hobi tersebut membawa Tiara menjadi atlet sepeda gunung terbaik di Indonesia.
Di ajang Asian Games 2018, Tiara menarik perhatian publik. Sebagai seorang wanita, tentu tidak mudah menjadi atlet sepeda gunung. Apalagi saat itu Tiara berhasil meraih medali emas. Raihan waktu Tiara saat itu adalah 2 menit 33 detik.
Hal ini tentu tidak dicapai dengan mudah namun dengan usaha keras. Tiara berlatih keras mempersiapkan diri menghadapi Asian Games 2018.
Dalam ajang Asian Games 2018, Tiara berhasil menyisihkan atlet asal Thailand. Adalah Vipavee Deekaballes yang berhasil ditaklukan Tiara. Ia berhasil mencapai garis finish dalam waktu singkat dan membuat bangsa Indonesia bangga.
Prestasi Lainnya Tiara Andini Prastika
Sebelum meraih medali emas Asian Games 2018, Tiara banyak meraih prestasi. Bakat mengendarai sepeda gunung terus berkembang dalam diri Tiara. Tiara pernah menduduki posisi tiga ajang Specialized Asia Pacific Downhill Challenge 2012.
Tahun 2017, Tiara mendapat tempat di ajang Asia Championship Downhill.
Bagaimana Tiara mulai berkarier di dunia ini? Tiara mulai berlatih sejak kecil. Namun, karier profesionalnya dimulai di usia 16 tahun.
Tiara memulai dengan aktif bergabung di road–bike. Seiring berjalannya waktu, Tiara beralih arah. Ia memilih aktif di downhill. Alasannya sederhana, karena downhill lebih memacu semangat Tiara.
Sebagai seorang wanita, tentu keberanian Tiara patut diapresiasi. Tidak semua wanita berani melakukan olahraga yang satu ini. Begitu memulai karier profesionalnya, Tiara langsung mendapat prestasi.
Ia bisa menjadi juara Kejurnas PB ISSI di tahun 2012 serta 2013. Selanjutnya, karier Tiara terus melejit. Bukan tanpa usaha, kemajuan karier Tiara diiringi oleh kerja kerasnya dalam berlatih.
Jatuh Bangun Tiara Andini Prastika

Tiara bukannya tidak pernah jatuh dalam kariernya berolahraga di cabang downhill. Tahun 2017, Tiara mengalami cedera tepatnya di jari telunjuk kanan. Cedera ini memberi dampak besar dalam perjalanan karier Tiara.
Saat itu ia tak bisa banyak berlatih dan tidak bisa tampil maksimal. Namun, Tiara paham bahwa cedera adalah hal biasa bagi atlet.
Kejadian ini tidak membuat langkah Tiara terhenti. Tiara terus bangkit setelah pulih dari cedera. Setelah sembuh dari cedera, Tiara memfokuskan diri berlatih demi Asian Games. Kerja kerasnya terbayar karena ia berhasil meraih medali emas di ajang tersebut.
Medali emas ini tidak hanya membuat Tiara bangga. Seluruh bangsa Indonesia juga ikut bangga pada pencapaian Tiara.
Tiara juga menjadi atlet wanita yang tercatat di peringkat 16 dalam Union Cycliste Internasional. Sampai sekarang, prestasi Tiara terus dinantikan. Setelah menjuarai Asian Games 2018, diharapkan Tiara terus tampil prima.
Tiara diharapkan bisa tampil lebih baik lagi di ajang lainnya. Bangsa Indonesia mendukung penuh semangat Tiara untuk membawa harum nama negara.
Semangat Tiara menunjukkan pelajaran berharga bagi kita. Khususnya kaum wanita di luar sana. Menjadi wanita bukan halangan untuk menekuni bidang olahraga yang cukup ekstrem. Kerja keras Tiara patut diapresiasi dan dijadikan inspirasi.
Semoga kita semua bisa belajar banyak dari semangat seorang Tiara Andini Prastika.
Baca juga: Jiwa Seni, Roby Dwi Antono