Kota Pekalongan, GarudaJateng – Sebagai upaya menuntaskan kasus perundungan atau yang biasa dikenal dengan bullying, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan menggelar kegiatan Curah Pendapat Penanganan Kasus Bullying di Sekolah, bertempat di Aula Gedung A Dinas Pendidikan setempat, Rabu (12/2/2020). Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh para pengawas, penilik dan pembina sekolah yang ada di Kota Pekalongan.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non-Formal pada Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Triyono SPd MPd menyampaikan bahwa kegiatan curah pendapat ini dilaksanakan sebagai wadah berbagi antara dinas terkait dan pihak sekolah dalam menyamakan persepsi dalam penanganan kasus bullying.
“Pihak sekolah seharusnya mampu melakukan pencegahan sedini mungkin dalam mencegah bullying. Sekolah bisa melakukannya melalui kegiatan dan sosialisasi kepada siswa. Selain itu, mereka juga memiliki peran untuk mengentaskan bullying lewat pendidikan parenting. Ini memang berat, tapi kita harus lakukan bersama-sama,” ucap Triyono.
Disampaikan Triyono, kasus bullying yang marak terjadi di sekolah dasar akibat suatu kondisi dimana tidak terpantau oleh sekolah. Menurut Triyono, korban bullying cenderung tertutup dan menyembunyikan kasus tersebut. Disamping peran pihak sekolah, orangtua juga turut andil dalam pembentukan karakter pribadi anak.
“Mereka bisa menjadi penggerak dan motivator agar kasus bullying di Kota Pekalongan tidak terjadi lagi. Peran orang tua sangat berpengaruh dalam pencegahan bullying di lingkungan sekolah. Melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar sekolah dalam upaya pencegahan ini sangat diperlukan,” tutur Triyono.
Ditambahkan Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan PAUD, Sherly Imanda Hidayah, SPsi, maraknya perilaku bullying yang terjadi di sekolah-sekolah belakangan ini dipengaruhi berbagai faktor. Satu dari sekian faktor yang cukup menentukan ialah faktor keluarga yang menentukan perkembangan anak.
“Kasus bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga yang kurang harmonis. Jalinan kedekatan antara orangtua dan anak sangat penting untuk membangun karakter anak. Selain itu, kedekatan ini juga akan membuka tabir persoalan yang membelit buah hati yang bisa menjadi titik masuk menggali informasi soal bullying,” terang Sherly.
Dijelaskan Sherly, adapun bentuk bullying dapat berupa perundungan fisik dengan cara melibatkan fisik seperti melukai tubuh (penindasan), perundungan verbal berbentuk intimidasi yang melibatkan kata-kata baik secara tertulis atau terucap (mengejek, menghina dengan sebutan yang tidak pantas). Perudungan sosial yang mengakibatkan merusak reputasi atau hubungan seseorang (menyebarkan rumor negatif, mempermalukan seseorang, dan mengucilkan seseorang), perudungan di dunia maya dan perudungan seksual.
“Efek dari bulllying ini sangat luar biasa terutama dalam psikis korban bullying, dari perkataan yang tidak pantas seperti mengejek. Korban bisa mengalami penurunan prestasi belajar, phobia atau tidak mau berangkat sekolah, menyendiri, mengucilkan diri dan mengalami depresi. Hal ini sangat perlu pembinaan secara psikologis pembinaan di lingkungan sekitar, intervensi di tingkat sekolah dan di rumah,” pungkas Sherly. (GC-J)