Kota Pekalongan Garudacitizen Jateng- Jebolnya tanggul laut yang berada di Kawasan Pantai Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Utara akibat tingginya gelombang air pasang laut ini membuat Masyarakat setempat resah rumah-rumah terendam banjir dari luapan air laut. Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) setempat langsung mengambil langkah perbaikan tanggul darurat. Untuk sementara di lakukan dengan pemasangan bronjong dari batu berisikan semen dan pasir, menutup di sejumlah sisi tanggul. Demikian disampaikan Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Nur Priyantomo,SE,MSi saat mendampingi Sekretaris Daerah Kota Pekalongan,Hj Sri Ruminingsih,SE,MSi beserta jajaran instansi terkait mengecek ke lokasi jebolnya tanggul laut Pantaisari,Jumat(11/12/2020).
“Secara teknis, langkah antisipasi agar tidak semakin parah sudah kami lakukan, dari bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR tengah membuat perhitungan untuk perbaikan tanggul semi permanen yang lebih kuat dengan dibangun bronjong berisi batu, kalau perlu diberi semen dan pasir, dan sandbag agar air tidak masuk ke pemukiman warga,” ucap Nur Pri.
Pemasangan bronjong ini akan segera dilakukan sembari menunggu cuaca memungkinkan untuk bisa dipasang dan air laut sudah agak surut. Diakui Nur Pri, jebolnya tanggul laut ini memang berdampak pada masuknya air laut ke sejumlah pemukiman warga yang berada di pesisir pantai tersebut.
“Karena memang kondisi pemukimannya lebih rendah daripada permukaan air laut, sehingga airnya mengalir menggenangi ke pemukiman warga. Terkait pengerjaan bronjong tersebut, cuaca seperti ini tidak memungkinkan, jadi kami menunggu cuaca dan air lautnya tidak pasang sehingga kami bisa langsung kerjakan. Dalam kondisi seperti ini memang harus bersabar lebih dahulu, kalau diberi tanggul pun percuma, dengan bronjong mudah-mudahan kalau airnya sudah surut bisa segera dikerjakan,” tegas Nur Pri.
Salah satu warga di pesisir Pantaisari, sekaligus tim rescue Jogo Samudro,Syahmad, mengakui jebolnya tanggul ini terjadi sejak tadi malam sepanjang lebih dari 60 meter. Meskipun, tanggul tersebut jebol, warga yang rumahnya mengalami dampak terendam air rob masih banyak yang memilih bertahan di rumahnya dibandingkan mengungsi. Terkait bantuan, pihaknya telah meminta bantuan kepada dinas terkait untuk bisa dibantu dalam memenuhi kebutuhan makan bagi warga yang terdampak.
“ Dampaknya warga tenggelam rumahnya ada sekitar 2800 terdiri dari RW 9 ada 3 RT,RW 10 ada 4 RT dengan rata-rata ketinggian air rob didalam rumah 30 sentimeter. Kondisi warga untuk saat ini tidak bisa beraktivitas, masak pun tidak bisa sudah seminggu ini selama musim angin barat ini. Mengenai bantuan untuk warga terdampak, baru tadi pagi kami meminta dinas terkait bisa dibantu. Untuk mengungsi warga belum ada, kami terus berkoordinasi dengan BPBD jika sewaktu-waktu memerlukan proses evakuasi dan mengungsi ke tempat yang lebih aman,” tandas Syahmad. (HL/Tim)