Jepara Garudacitizen Jateng Ketua Komisi C, DPRD Jepara, Nur Hidayat, menyikapi catatan sejumlah 56.000 anak Balita di Jepara di tahun 2021, sebanyak 7.261 anak mengalami stunting. Dari jumlah tersebut, sebanyak 12,91 persen atau 937 anak masuk dalam kategori prevalensi stunting. Adapun Indikator yang terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun ini terjadi karena kondisi kurang gizi kronis diukur berdasarkan indeks tinggi badan.
Terkait dengan masih banyaknya balita stunting di Jepara, Ketua Komisi C DPRD Nur Hidayat mengaku sangat prihatin. “Sejatinya Komisi C sudah lama mengingatkan dan meminta kepada pemerintah daerah agar penanggulangan stunting harus diutamakan karena menyangkut kualitas generasi penerus,” ujar Nur Hidayat.
Menurutnya kebijakan pemerintah pusat sudah jelas terkait dengan teknis dan penanggulangannya. Di mana pemerintah Desa juga sudah dilibatkan dalam penanggulangan stunting tersebut. Bahwa ini merupakan dampak dari beberapa faktor yang seharusnya dapat diantisipasi oleh pemerintah daerah.
Salah satunya adalah banyaknya perempuan produktif yang bekerja hingga pola gizi keluarga diabaikan. Bisa juga terkait dengan tingginya angka perceraian, yang kemudian membuat gizi anak tidak terpenuhi,” kata Nur Hidayat
Nur Hidayat juga menyebutkan jika pola asuh di dalam keluarga sangat mempengaruhi, di samping kondisi perekonomian masyarakat Jepara sebagian masih pada kondisi pra sejahtera. Ungkapnya
Terkait dengan perda No 25 Tahun 2011, seharusnya sesegera mungkin untuk dilakukan Revisi dan penyesuaian terhadap dinamika terkini. Di harapkan Bupati dengan sungguh2 menjalankan Perda yang ada.
Memang penanggulangan stunting ini merupakan tanggung jawab bersama semua pihak, tidak harus dibebankan hanya kepada satu atau dua instansi saja. “Namun harus ada yang menggerakkan agar semuanya terkoordinasi dan sinergis, dalam menanggulangi Stunting” pungkas Nur Hidayat. (Sunarto Jepara)
